Pinrang.Berita-Terkini.Net Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD ) Kabupaten Pinrang mengelar rapat Badan Anggaran dengan agenda, pembahasan Ranperda tentang APBD Kabupaten Pinrang Tahun Anggaran 2022 yang berlangsung dari Tanggal 11 hingga 24 November mendatang.
Hari ini adalah hari kelima, rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD Pinrang, Ir.Syamsuri didampingi Wakil Ketua, Ahmad Jaya Baramuli, dihadiri Anggota Banggar lainnya, turut hadir, Sekda Pinrang, Ir.A.Budaya, M.Si, Kepala Bappelitbanda, Drs.M.Idris, M.Si, Kepala BKUD, Agurhan, SE.,MM, Kadis Disnakbun, Ir.Ilyas beserta staf dan Kabag Hukum Setda Pinrang, Yosep Pao, SH.
Salah satu OPD yang diundang hari ini yakni Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Pinrang.
Dalam pembahasan tersebut DPRD Pinrang mendesak Disnakbun Pinrang untuk memaksimalkan potensi peternakan dan perkebunan di Kabupaten Pinrang yang potensinya cukup besar namun belum digali secara maksimal.
Sebagaimana yang diungkapkan salah satu Anggota Banggar DPRD Pinrang, Ilwan Sugianto, SH.,MH, menurutnya, PAD dari sektor peternakan dan perkebunan di Kabupaten Pinrang sangat berpotensi untuk digenjot, 110 juta PAD saat ini itu sangat minim dibanding dengan potensi yang ada.
“ Berapa banyak ayam, itik dan sapi kita yang keluar daerah bahkan keluar pulau tanpa ada kontribusinya bagi PAD, sehingga ini perlu menjadi perhatian khusus kepada Disnakbun Pinrang untuk menggali potensi itu”, ungkap legislator Partai Gerindra tersebut.
Lanjut Ilwan Sugianto, hal lain yang perlu diperhatikan oleh Disnakbun Pinrang, supaya setiap jengkal tanah di Kabupaten Pinrang bisa produktif untuk kesejahteraan masyarakat, jangan biarkan ada lahan kosong, lahan tidur yang tidak termanfaatkan.
Senada dengan itu, Wakil Ketua DPRD Pinrang, Ahmad Jaya Baramuli juga sangat menekankan kreatifitas Disnakbun untuk menggali potensi peternakan dan perkebunan di Kabupaten Pinrang.
“ Setiap OPD di Kabupaten Pinrang seharusnya membuka fikiran jangan hanya berfikir birokrat tapi juga harus berfikir entrepreneur supaya bisa mendokrak PAD di semua OPD karena di Pinrang potensinya sangat besar cuma belum digali secara maksimal. 30 milliar PAD kita itu sebenarnya sangat minim dibanding dengan potensi daerah kita”, terang Ketua DPW Partai Berkarya tersebut.
Sedangkan Hamsyar Jerre, SE mencontohkan salah satu kabupaten di Sulsel yang PADnya cukup besar dari sektor peternakan yaitu Kabupaten Jeneponto, “ Dinas Peternakan Pinrang bisa jalan-jalan ke Kabupaten Jeneponto untuk mempertanyakan bagaimana mereka bisa menghasilkan PAD yang cukup besar dari sektor peternakan ”, ujar legislator Partai Demokrat tersebut.
Sementara itu, H.Alimuddin Budung, S.Hi, MM menyarankan kepada Disnakbun untuk mencoba mengembangkan kerbau Bonga karena disamping harganya yang cukup mahal juga permintaan dari daerah tetangga sangat besar, “pengembangan kerbau bonga di Pinrang juga perlu dipertimbangkan karena disamping harganya yang selangit juga permintaan dari kabupaten tetangga sangat besar”, ungkap ketua Fraksi PKB tersebut.
Lanjut Alimuddin Budung, staf Disnakbun yang ada di desa-desa, yang ada dilapangan perlu pasilitasi dengan kendaran roda 2 karena itu bisa menunjang kinerja mereka melayani masyarakat yang membutuhkan.
Salah satu Anggota Banggar, Risda.S.ST mengharapakan kepada Disnakbun Pinrang membantu peternak yang saat ini terpuruk akibat harga telur dan ayam yang anjlok akhir-akhir ini, “ saat ini masyarakat yang bekerja di bidang peternakan khususnya ayam petelur menjerit karena menderita kerugian yang tidak sedikit akibat anjloknya harga telur dan ayam di pasaran sementara harga pakan ayam mahal, hal ini perlu dicarikan solusi dan Disnakbun perlu koordinasi dengan perusahaan yang bermitra dengan masyarakat supaya bisa membantu masyarakat dan jangan hanya mencari keuntungan tanpa memperhatikan kerugian yang dialami masyarakat ”, ungkap legislator Partai Demokrat tersebut.
Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Pinrang, Ilyas, “ ada 12 perusahaan peternakan ayam di Kabupaten Pinrang yang bermitra dengan masyarakat peternak. Izinnya terbit di provinsi dan masuk di Pinrang tanpa adanya koordinasi dengan Disnakbun Kabupaten sehingga jika terjadi masalah kami tidak bisa berbuat banyak karena kontrak kerjanya saja tidak pernah kami lihat dan mereka sangat sulit ditemui, jadi kami harap supaya Anggota DPRD Pinrang bisa membantu dengan melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi supaya perusahaan peternakan ayam yang masuk di Pinrang supaya ada koordinasi dengan pihak kabupaten jangan asal masuk saja tanpa ada “salam”, padahal kalau ada masalah, seperti yang terjadi saat ini kita juga yang di kabupaten yang didatangi oleh masyarakat”, terang Ilyas.
Lanjut Ilyas, “ Terkait peningkatan PAD untuk sektor peternakan dan perkebunan memang kami akui belum maksimal dan kami terus berusaha untuk meningkatkan itu karena memang ada daerah di Sulsel yakni Kabupaten Bone yang PADnya dari sektor peternakan mencapai 1 milliar pertahun, Insya Allah kami akan terus upayakan peningkatan PAD tersebut, namun demikian kami perlu di backup dengan regulasi supaya retribusi yang kita pungut tidak menjadi pelanggaran. Terkait dengan lahan tidur, kami juga terus upaya supaya lahan-lahan tidur itu bisa produktif, salah satunya yang akan kita kembangkan di Kecamatan Batu Lappa yakni kopi robusta yang cocok dengan kondisi alam disana.
Selain itu, kita juga akan kembali bangkitkan kebun kelapa sawit yang akhir-akhir ini mengalami penurunan populasi, salah satu lokasi kita yakni di Malimpung.”, terang Ilyas. (Rls)